Logika Matematika
1. Pernyataan
Yang dimaksud dengan pernyataan
adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah tetapi tidak
sekaligus kedua-duanya (benar dan salah). Dan suatu kalimat bukan pernyataan
jika kita tidak dapat menentukan kalimat tersebut benar atau salah atau
mengandung pengertian relatif. Terdapat dua jenis pernyataan matematika yaitu
pernyataan tertutup dan pernyataan terbuka. Pernyataan tertutup merupakan
pernyataan yang nilai kebenarannya sudah pasti sedangkan pernyataan terbuka
yaitu pernyataan yang nilai kebenarannya belum pasti. untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh dibawah ini.
contoh :
6×5 = 30 ( pernyataan tertutup yang
benar )
6+5=10 ( pernyataan tertutup yang
salah )
gula putih rasanya manis (
pernyataan terbuka )
Jarak jakarta bandung adalah dekat (
bukan pernyataan, karena dekat itu relatif )
2. Ingkaran Pernyataan ( negasi )
Ingkaran merupakan pernyataan yang menyangkal
yang diberikan. Ingkaran pernyataan dapat dibentuk dengan menambah ‘Tidak benar
bahwa …’ didepan pernyataan yang diingkar dinotasikan ~.
contoh :
pernyataan
B
: Sepeda motor beroda dua
negasi pernyataan B : tidak benar
sepeda motor beroda dua
3. Pernyataan Majemuk
3.1. Konjungsi
suatu pernyataan p dan q dapat
digabung dengan kata hubung ‘dan’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘ p dan
q ‘ yang disebut dengn konjungsi nyang dilambangkan dengan
Tabel disamping menunjukan beberapa
pernyataan yang digabungkan menjadi pernyataan majemuk konjungsi.
Jika menemukan suatu pernyataan,
kita pasangkan saja dengan tabel disamping sehingga kita dapat menemukan
bagaimana kalimat majemuk konjungsinya.
3.2. Disjungsi
suatu pernyataan p dan q dapat
digabung dengan kata hubung ‘atau’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘ p
atau q’ yang disebut dengn disjungsi yang dilambangkan dengan
Tabel disamping menunjukan beberapa
pernyataan yang digabungkan menjadi kalimat majemuk disjungsi.
sehingga jika kita menemukan suatu
pernyataan dan akan kita jadikan kalimat majemuk disjungsi kita tinggal lihat
tabel, cari mana yang cocok maka kita akan menemukan bagaimana bentuk kalimat
majemuk disjungsinya.
3.3. Implikasi
suatu pernyataan p dan q dapat digabung
dengan kata hubung ‘jika maka’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘ jikap
maka q’ yang disebut dengan implikasi dan dilambangkan dengan
Tabel disamping menunjukan beberapa
pernyataan yang digabungkan menjadi kalimat majemuk implikasi.
sehingga jika kita menemukan suatu
pernyataan dan akan kita jadikan kalimat majemuk implikasi kita tinggal lihat
tabel disamping, cari mana yang cocok maka kita akan menemukan bagaimana bentuk
kalimat majemuk implikasinyanya.
3.4. Biimplikasi
suatu pernyataan p dan q dapat
digabung dengan kata hubung ‘jika dan hanya jika’ sehingga membentuk pernyataan
majemuk ‘ p jika dan hanya jika q’ yang disebut dengan biimplikasi dan
dilambangkan dengan
Tabel disamping menunjukan beberapa
pernyataan yang digabungkan menjadi kalimat majemuk biimplikasi.
sehingga jika kita menemukan suatu
pernyataan dan akan kita jadikan kalimat majemuk biimplikasi kita tinggal lihat
tabel disamping, cari mana yang cocok maka kita akan menemukan bagaimana bentuk
kalimat majemuk biimplikasinyanya. Maka kita akan lebih mudah dalam
menyelesaikan soal yang nanti akan kita hadapi.
4. Ekuivalensi pernyataan-pernyataan
majemuk
Ekuivalensi dari pernyataan-pernyataan majemuk ini sangat
penting. Kita harus tahu bentuk negasi dari konjungsi, negasi dari disjungsi
dan lain sebagainya dalam menyelesaikan berbagai bentuk pernyataan yang
nantinya akan muncul. Jadi kita harus hafal bentuk euivalensi
pernyataan-pernyataan majemuk disamping. Maka kita akan lebih mudah dalam
menyelesaikan berbagai tipe soal yang nantinya akan kita temui. Alangkah
baiknya kita hafal ekuivalensi pernyataan-pernyataan disamping.
Tidak perlu bingung dan terbebani,
kunci dari matematika adalah hafal rumus dan bisa menggunakannya. Jika kita
sering latihan soal maka secara otomatis kita akan hafal, dan pastinya kita
akan mudah menggunakan rumus tersebut jika diterapkan dalam soal.
5. Konvers, Invers dan Kontraposisi
Dari sebuah implikasi dapat
diturunkan pernyataan yang disebut konvers, invers dan kontraposisi dari
implikasi tersebut
6. Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berkuantor merupakan
pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas. Ada 2 macam yaitu :
6.1 Kuantor Universal
Dalam pernyataan kuantor universal
terdapat ungkapan yang menyatakan semua, setiap. Kuantor universal dilambangkan
dengan ∀(dibaca untuk semua atau untuk setiap).
contoh : ∀ x R, x>0 dibaca untuk setiap x
anggota bilangan riil maka berlaku x>0.
6.2 Kuantor Eksistensial
Dalam pernyataan kuantor
eksistensial terdapat ungkapan yang menyatakan ada, beberapa, sebagian,
terdapat. Kuantor eksistensial dilambangkan dengan ∃ ( dibaca ada, beberapa, terdapat, sebagian )
contoh : ∀ x R, x+5>1 dibaca terdapat x
anggota bilangan riil dimana x+5>1.
7. Ingkaran dari pernyataan
berkuantor
Ingkaran dari pernyataan berkuantor
universal adalah pernyataan berkuantor eksistensial, begitu juga sebaliknya
ingkaran dari pernyataan berkuantor eksistensial adalah pernyataan berkuantor
universal.
contoh :
p : beberapa siswa SMA rajin belajar
~p : semua siswa SMA tidak rajin
belajar
8. Penarikan Kesimpulan
Penarika kesimpulan dilakukan dari
beberapa pernyataan yang diketahui nilai kebenarannya yang disebut premis.
Kemudian dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada diperoleh pernyataan yang
baru yang disebut kesimpulan/konklusi yang diturunkan dari premis yang ada.
Penarikan kesimpulan seperti itu sering disebut dengan argumentasi. Suatu
argumentasi dikatakan sah Jika premis-premisnya benar maka konklusinya juga
benar. Terdapat 3 metode dalam penarikan kesimpulan, yaitu :
8.1 Modus ponens
premis 1 : p →q
premis 2 : p
( modus
ponens)
__________________
Kesimpulan: q
Arti Modus Ponens adalah “jika
diketahui p → q dan p, maka bisa ditarik kesimpulan q“.
sebagai contoh :
premis 1 : Jika bapak datang maka
adik akan senang
premis 2 : bapak datang
__________________
Kesimpulan: Adik senang
8.2 Modus Tollens
premis 1 : p →q
premis 2 : ~q
( modus
tollens)
__________________
Kesimpulan: ~p
Modus Tollens berarti “jika diketahu
p → q dan ~q, maka bisa ditarik kesimpulan ~p“. sebagai
contoh :
premis 1 : Jika hari hujan, maka
adik memakai payung
premis 2 : Adik tidak memakai payung
___________________
Kesimpulan : Hari tidak hujan
8.3 Silogisme
premis 1 : p→q
premis 2 : q →
r (
silogisme)
_________________
Kesimpulan: p →r
Silogisme berarti “jika diketahu p
→ q dan q→r, maka bisa ditarik kesimpulan p→r“. sebagai
contoh :
Premis 1 : Jika harga BBM naik, maka
harga bahan pokok naik.
Premis 2 : Jika harga bahan pokok
naik maka semua orang tidak senang.
__________________________________________________
Kesimpulan: Jika harga BBM
naik, maka semua orang tidak senang.
Catatan Tambahan:
Hukum de Morgan:
¬(p Λ q) ≡ (¬p V ¬q)
¬(p V q) ≡ (¬p Λ ¬q)
Ekuivalensi implikasi:
(p → q) ≡ (¬p V q)